Tahukah Bunda, akhir-akhir ini kita sering mendengar pemberitaan mengenai bahayadisposable diapers yang mengandung racun (dioxin).
Pada tahun 2000, BBC melaporkan berdasarkan penelitian di Jerman popok sekali pakai (disposable diapers) dapat dikaitkan dengan masalah infertilitas, kanker serviks dan kanker testis serta terkait dengan adanya gangguan skrotum yang mengurangi jumlah sperma. Duuh..ngerii sekali ya Bun..
Apa iya sih sebahaya itu…Untuk tahu hal tersebut kita perlu mengetahui sejarah perkembangan diaper dari mulai jaman baheula sampai jaman modern seperti sekarang, Bun..
Perkembangan popok/diaper sangat pesat. Popok modern sebenarnya sudah ada sejak tahun 1800-an. Di Amerika Utara dan sebagian Eropa dikembangkan popok dari bahan katun dan linen yang dibentuk menjadi persegi dan dipasangkan pada bayi dengan menggunakan pin/peniti. Tetapi, masalah kemudian timbul karena adanya ruam popok/diaper rash yang disebabkan oleh bakteri. Pada saat itulah berkembang suatu proses yang sekarang dinamakan dengan istilah Sterilisasi, Bun. Mulailah para ibu merebus popok kain milik anaknya dan kemudia menjemurnya di bawah sinar matahari untuk memutus rantai hidup bakteri.
Pada awal tahun 1900-an saat perang dunia II dan seiring berjalannya waktu, perang dunia II juga menjadi titik penting perkembangan popok, dimana saat itu akibat banyaknya ibu yang bekerja membuat mereka tidak memiliki waktu untuk mencuci popok sendiri. Alhasil, jasa pencucian popok/ Diapers Service mulai bermunculan, meningkat, dan memicu lahirnya popok sekali pakai (Pospak) atau apa yang kita sebut masa kini sebagai disposable diaper. Pad penyerap disposable pertama dibuat dengan menggunakan bahan tissue selulosa tanpa pemutih yang dipasangkan dalam celana karet. Dibuat oleh Paulistorm asal Swedia.
Pada tahun 1960an-1980an disposable diaper/ popok sekali pakai/pospak berevolusi sangat cepat. Sebagai ganti tissue, bahan pulp mill, dan campuran rayon-kapas mulai digunakan. Teknologi yang berkembang pesat memperbaiki kinerja pospak. Untuk mendapatkan bahan baku rayon untuk diaper sekali pakai ini, umumnya perlu dilakukan proses pemutihan pulp kayu (bleaching) dan pemurnian.
Ada 2 cara
pemutihan dan pemurnian produk diaper Bunda, antara lain sebagai berikut :
1. Pemutihan
menggunakan gas klorin. Proses ini dapat menghasilkan dioxin
sebagai produk sampingannya. Proses ini digunakan oleh pemasok bahan baku rayon
untuk pospak di masa lalu. Diperlukan beberapa proses berikutnya untuk
menghilangkan dioxin. Di Amerika, proses ini tidak boleh
lagi digunakan oleh produsendiaper, pembalut wanita dan sanitary
napkins lainnya.
2. Pemutihan
yang bebas elemen klorin. Pemutihan
ini tidak menggunakan gas klorin, tetapi menggunakan hidrogen peroksida
(H2O2). Proses ini tidak menghasilkan dioxinsebagai
kontaminan, sehingga sering pula disebut proses pemutihan bebas dioxin.
Beberapa
tahun yang lalu, FDA (semacam BPOM-nya Amerika gitu, Bunda..) meminta produsen
besar diaper dan pembalut untuk menguji produk mereka terhadapdioxin
menggunakan metode analisis yang disetujui oleh US EPA
(Environmental Protection Agency). Data menunjukkan bahwa tingkat dioxin
dalam rayon berkisar dari tidak terdeteksi sampai dengan 1 bagian dalam 3
triliun (susah dibayangkan..heheh..), jauh di bawah ambang batas yang
menempatkan konsumen pada risiko kanker. FDA telah menetapkan bahwa dioksin
terdapat pada rayon terdapat pada tingkat yang sangat rendah yang tidak
menimbulkan risiko kesehatan. Tetapi ini Amerika loh Bun…Kalau Indonesia sampai
saat ini belum mengeluarkan statement mengenai kasusdioxin ini…Yaaahh,
untuk lebih amannya apalagi untuk si buah hati dan orang-orang yang kita
cintai, lebih baik kita menjauhi hal yang menjadi penyebabnya seperti pada
kasus dioxin dalam proses pembuatan diaper ini,
walaupun kadarnya masih dalam ambang aman mengingat bahaya yang ditimbulkan ke
depannya.Karena siapa sih yang bisa menjamin, bahwa produk tersebut aman dan
bebas bahaya…Waallohualam…
Dari tadi
disebut-sebut tentang dioxin. Sebenarnya apa sih dioxin
itu? Nggak ada salahnya Bunda menambah wawasan mengenai dioxin
ini…
Dioxin merupakan bahan pencemar
lingkungan. Dioxin menjadi perhatian karena mereka sangat beracun.
Percobaan telah menunjukkan bahwa mereka dapat mempengaruhi sejumlah organ dan
sistem. Setelah dioxin memasuki tubuh, maka akan bertahan lama
karena stabilitas kimia dan kemampuan dioxin untuk diserap
oleh jaringan lemak, di mana dioxin kemudian disimpan dalam tubuh.
Waktu paruh dioxin di dalam tubuh diperkirakan 7-11
tahun. Dalam lingkungan, dioxin cenderung menumpuk dalam
rantai makanan. Semakin tinggi posisi dalam rantai makanan, semakin tinggi
konsentrasi dioxin. Nama kimia untuk dioxin
adalah 2,3,7,8 – tetrachlorodibenzo para dioksin (TCDD).
Apa sih
bahaya dioxin sebenarnya bagi tubuh??Bunda perlu tau…
Dampak
jangka pendek dioxin kadar tinggi pada manusia dapat mengakibatkan
lesi kulit, seperti chloracne (sejenis jerawat akibat
terkena senyawa halogen, termasukdioxin) dan penggelapan warna kulit,
dan gangguan fungsi hati. (Salah satu contoh kasus chloracne yang
terkenal adalah yang dialami Presiden Ukraina Viktor Yuschenko. Untuk
sekedar tau aja ya Bunda… Pak Presiden ini diduga keracunandioxin
melalui makanannya. Sampel darahnya mengandung 100.000 Unit/gram TCDD,
suatu kadar tertinggi kedua yang pernah tercatat pada manusia….woow…
Sedangkan
dampak jangka panjang menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh,
perkembangan sistem saraf, sistem endokrin/hormon dan fungsi reproduksi. Dampak
kronis dioxin pada hewan telah mengakibatkan beberapa jenis kanker.Hmm..
Terkait
dengan proses pembuatan disposable diapers tadi, Bun..Ada beberapa
referensi yang memaparkan bahan yang terkandung dalam disposable
diapers adalah sebagai berikut:
1. Fluff
pulp yang digunakan sebagai bahan baku disposable diapers,
dibuat dari dari pulp kayu yang direndam klorin. Akibatnya fluff pulp ini
menghasilkan dioxin (suatu zat penyebab kanker), natrium
polyacrylate (gel penyerap super beracun), minyak dan resin yang berpotensi
menimbulkan alergi, parfum berbahaya, dan bahan kimia berbahaya lainnya
seperti tributyltin. Beberapa zat-zat ini dapat menyebabkansickness
yang luas untuk si kecil dari terjadinya ruam dan asma hingga terjadinya
infertilitas dan kanker di kehidupan mereka setelah dewasa kelak! Na’udzubillah…
2. Natrium
Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent gel
yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan
dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali
dari beratnya di dalam air. Bahan kimia diaper inilah yang mengubah cairan
menjadi gel yang akan menempel di kulit si kecil dan menimbulkan reaksi alergi.
Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan
demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkanhemorhage/radang,
kegagalan kardivaskuler(jantung dan pembuluh darah), bahkan kematian. Anak-anak
bisa terbunuh jika menelan 5 gram Natrium Polycrylate. Selain itu,
bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja
pabrik yang memproduksinya.
3. Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan
yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini
selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya
bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit si
kecil yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking
beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa
mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak
tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena
bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny
Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or
Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan
lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam
disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environmental Health melaporkan
sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut
mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus
percobaan. Tikus-tikus yang terkena diaper tersebut menderita bronchoconstriction
(penyempitan bronkus paru-paru) yang menyerupai serangan asma. Tak hanya itu,
tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di
dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi daridisposable diaper
cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan
dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan
antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan
isopropylbenzene.
Just for information moms..so..minimalkan penggunaan disposable
diapers. kalau mau aman dari bahan kimia, tapi nggak pake clodi, pake aja disposable
diapers herbal.. atau kalau nggak mau mahal-mahal beli clodi
modern, pake aja popok kain biasa..jelas amannya..Change u're mind set,
choose the best choice for our baby ^_^
Sumber:
http://dhdhnk.wordpress.com/2011/03/28/bahaya-popok-sekali-pakai-disposable-diapers-my-news-jualan-clodi-jualan-clodijualan-clodi-jualan-clodijualan-clodi-jualan-clodijualan-clodi-jualan-clodijualan-clodi-jualan-clodijualan-clodi-jualan-cl/
No comments:
Post a Comment